News Update :

"Balada Sumarah" Menunjukkan ketidakadilan di atas pentas

Tuesday, August 21, 2012


Kekayaan yang dimiliki negeri ini tidak menjamin dapat memberikan nasib yang baik bagi penghuninya. Semuanya bergantung pada tingkat sosial, harta, dan materi yang dimiliki. Keadilan di negeri ini masih saja menjadi ilusi dan fatamorgana di tengah gurun pasir.
Berawal dari sebuah ruang pengadilan, Sumarah wanita 37 tahun seorang TKW menyanyikan baladanya mengenai kehidupan yang kejam. Nama hitam yang diwariskan oleh ayahnya membuatnya menjadi pesakitan di negeri sendiri. Apakah ada yang akan mendengar balada kehidupan Sumarah? Akankah ia akan menerima vonis mati atas kesalahannya? Atau nasib masih sedikit memberikan senyum bagi Sumarah?

Sebuah Naskah Sebuah Cerita 

Naskah Balada Sumarah merupakan naskah tragedi. Dimana naskah ini menceritakan kisah hidup Sumarah seorang TKW yang di vonis mati karena kesalahannya membunuh majikannya. Di depan pengadilan dia sama sekali tidak ingin melakukan pembelaan, namun ia meminta kesempatan untuk sekedar menceritakan balada kehidupannya.
Dia menceritakan kisah hidupnya yang selalu saja mengalami ketidakadilan. Sejak kecil ia selalu di kucilkan dari lingkungan tempatnya tinggalnya, karena nama hitam ayahnya sebagai antek PKI yang pada saat itu diciduk. Namun sebenarnya ayahnya hanyalah seorang pekerja dan kusir biasa, namun ia hanya dijebak dan dituduh ikut bergabung dalam organisasi terlarang tersebut.
Oleh karena nama hitam yang diwariskan ayahnya itulah, kisah perjalanan hidup Sumarah tidak pernah mulus. Namun ia tidak pernah putus asa dan pesimis, ia tetap berusaha melakukan yang terbaik untuk memperbaiki kehidupannya. Sumarah sangat percaya pentingnya pendidikan ia selalu menjadi siswa terbaik di sekolahnya dan lulus dengan nilai tertinggi. Namun pada akhirnya nasib orang kecil tetap harus membawa Sumarah pada posisi yang terdiskreditkan. Tidak ada kesempatan bagi Sumarah untuk mendapatkan pekerjaan yang layak hanya karena tidak mendapatkan keterangan bersih dari PKI yang menyeret-nyeret nama ayahnya tersebut. Bahkan untuk masalah cinta pun , Sumarah tetap tidak bisa mendapatkan dambaan hatinya dengan alasan yang sama.
Sumarah hanya pasrah pada nasibnya tersebut, seorang siswa yang lulus dengan nilai tertinggi hanya bisa menjadi menjadi babu dan kuli karena nasib sebagai orang kecil. Karena untuk mendapatkan perlakuan yang layak butuh lembaran-lembaran selipan untuk mempermulusnya. Hingga akhirnya Sumarah memutuskan unuk menjadi TKW di Arab agar mendapatkan gaji yang layak seperti yang didengarnya dari teman sekampungnya yang pulang dari Arab.
Nasib masih saja mempemainkan Sumarah. Angan dan harapannya untuk menjadi lebih baik di negeri orang ternyata tidak seindah yang ia bayangkan. Di arab ia selalu diperlakukan kasar oleh majikannya. Bahkan pada akhirnya kehormatannya di renggut oleh majikannya sendiri.
Merasa selama ini selalu diperlakukan tidak adil di negeri sendiri dan di negeri orang lain, bahkan selalu disalahkan untuk sesuatu yang tak pernah ia lakuakan, Sumarah memutuskan untuk melakukan pembenaran atas segala tuduhan jelek yang selalu ditujukan padanya. Ia pada akhirnya membunuh majikannya dengan segala kemarahan atas nasib yang selalu mempermainkan orang kecil seperti dirinya.






Share this Article on :

0 komentar:

 

© Copyright Berbagi Ilmu Pengetahuan Terbaru 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.