News Update :

HATI-HATI DENGAN MASA LALU YANG PAHIT PART II

Friday, August 24, 2012


                Kullun Nafsi ZaaIqatul Maut. Setiap yang bernyawa akan mengalami kematian. Kali ini saya tidak akan membahas tentang kematian, namun tetap berbagi tentang kehidupan. Beberapa waktu yang lalu saya membagi sedikit ilmu mengenai gangguan jiwa waham dan halusinasi yang di derita tetangga saya karena pengaruh masa lalu buruk yang ia miliki. Maka akan saya awali dengan bagaimana kelanjutan nasibnya, sehingga hari ini saya kembali menemui banyak pelajaran yang harus diterapkan dalam hidup ini.
                Sedikit kilas balik tentang ibu Rani (nama disamarkan), seorang wanita yang berusia sekitar 55 thn, yang mengalami gangguan jiwa waham sehingga selalu meresahkan masyarakat dengan tingkahnya merusak dan menghina orang tanpa sebab. Setelah perbuatannnya yang merusak tersebut sudah melewati batas, warga dan pihak keluarganya (yang selama ini kurang memperhatikan beliau), sepakat untuk membawa Ibu Rani ke Rumah Sakit Jiwa.
                Sekitar hampir 30 menit terjadi perlawanan dari Ibu Rani ketika pihak keluarga, warga, dinas sosial serta petugas Rumah Sakit Jiwa memaksanya masuk ke dalam ambulans. Hingga pada akhirnya Bu Rani berhasil di bawa dengan tangan yang harus diikat.
                Namun kejadian tadi bukanlah kejadian yang menarik perhatian saya, mata saya kemudian tertuju kepada Ibunda Bu Rani yang harus berteriak-teriak karena anak satu-satunya harus di bawa dan diperlakukan seperti itu. Dia adalah Ibu Santi (nama disamarkan), wanita dengan usia yang sudah sangat lanjut yang selama ini tinggal berdua bersama anaknya tersebut. Dia sudah tidak sehat lagi, lututnya sudah tidak bisa digerakkan karena sakit dan bengkak. Cara bicaranya pun sudah kurang jelas, serta ingatannya sudah hilang setengah-setengah.
                Ibu santi terus saja berteriak tidak ingin anaknya di bawa, ia terus menerus berteriak anaknya akan di bawa kemana, dan mengkhawatirkan keadaan anaknya nanti. Padahal tidak jaraang anaknya itu memukul ibunya dengan balok-balok sebagai pengaruh dari penyakit yang dideritanya. Karena tidak tahu harus berbuat apa, pihak keluarganya pun memutuskan untuk membawa Ibu Santi ke rumah sakit jiwa untuk di rawat. Itu terjadi karena ia terlihat depresi, selain itu Ibu Santi sudah berbicara tidak jelas persis dengan kata-kata yang selalu di ucapkan anaknya. Sebagai contoh, ia menceritakan bagaimana semua barang-barang miliknya selalu hilang secara misterius padahal lemarinya di kunci. Itu juga yang sering di ucapkan Ibu Rani anaknya setiap hari, dan pihak keluarga menyimpulkan bahwa penyakit gila yang diderita Ibu Rani sudah pindah pada ibunya.
                Keponakan serta cucu dari Ibu Santi kemudian menggendongnya keluar rumah. Tetapi Ibu Santi tidak mau meninggalkan rumahnya karena takut barang-barangnya akan hilang. Setelah di bujuk, ia pun memberikan syarat bahwa koper yang ia miliki harus dititip pada tetangga depan rumahnya.
                Melihat kejadian itu saya pun berpikir, bahwa harta sebanyak apapun tidak akan pernah membantu kita dalam keadaan seperti itu. Jika nanti usia kita renta yang kita butuhkan adalah perhatian dari orang-orang yang ada di sekitar kita. Sehingga yang harus dipelihara bukanlah unag dan harta, namun silaturahmi serta hubungan baik dengan orang-orang yang kita kenal.
                Ibu Santi dulunya bukanlah orang yang serba kekurangan, dia bahkan memiliki banyak uang dan harta saat masih muda dulu. Kejayaannya berlangsung cukup lama, dengan hidup serba kecukupan itulah ia measa hidupnya sudah tenang dengan hanya tinggal di rumah tanpa harus berteu dengan siapa-siapa. Dia hanya mempunyai satu anak yang tidak bersuami karena suaminya meninggalkannya pada malam pengantin (penyebab bu rani menderita gangguan jiwa). Hari berlalu usianya sudah membuatnya tidak berdaya ditambah dengan penyakit anaknya yang dideritanya.
                Sungguh dunia hanyalah hiasan, siapa yang menyangka kalo nantinya nasib kita akan berubah lambat laun tanpa terduga. Yang kita bawa nanti hanyalah selembar kain putih. Bukan tembok rumah kita, besi pagar kita, seta uang dan harta kita.

Share this Article on :

0 komentar:

 

© Copyright Berbagi Ilmu Pengetahuan Terbaru 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.